“You only live once, but if you do it right, once is enough.”

Thursday, December 23, 2010

Posted by Dzayyadie Saeran 8:02 AM No comments
Ampun maakk!!!......sambil sesegukan menahan tangis,gara-gara digebuk emak dengan gagang sapu ijuk.Karena ketika tiba waktu ngaji pagi  *Baca : Sekolah madrasah .Si anak malah asyik bermain,sambil berlari menghindar sang ibu. Si anak masuk kerumah dengan segera mandi, berganti pakaian lalu bergegas pergi ke madrasah,jarak ke madrasah memang tidak jauh dengan berjalan kaki menghabiskan waktu 15 menit.

Lain halnya dilain waktu... si anak merintih Tidak mau masuk sekolah siang *Baca: SD..,karena sedang tidak enak badan rengek si anak tidak mau pergi sekolah.tapi si Ayah tidak mau tau, si anak wajib berangkat kesekolah .
Bukan tanpa alasan si ayah menyuruh anak tersebut berangkat sekolah walau kata si anak sakit.tapi sang ayah mempunyai perinsip selagi kaki masih bisa melangkah walau badan terasa sakit si anak harus wajib sekolah.Walau mungkin jika dipraktekan pola dan prinsip seperti itu pada saat ini terasa kejam,bisa-bisa malah  berurusan dengan Komisi Perlindungan Anak (KPAI).

Melihat dari latar belakang keluarga tersebut diatas.Sang ayah dengan pekerjaan sebagai petugas kebersihan atau tukang sampah perumahan dan si Emak yang hanya tukang masak skala hajatan kampung atau bahasa kerennya "Catering kampung" dan  jarang sekali orderan kecuali pas musim kawin aja,berapa sih pundi-pundi rupiah yang diterimah orang tua tersebut tiap bulannya?.
Sedang mereka harus mencukupi nafkah dan pendidikan anak-anaknya yang berjumlah 11 orang.Hal yang terasa cukup berat.

Terkadang mereka harus bernegosiasi dengan pihak sekolah jika telat membayar uang SPP,karena harus bergiliran membayar uang SPP untuk anaknya yg lain.Terkadang sampai harus telat 3 bulan lamanya.Untunglah pihak sekolah sudah *maklum dan penuh pengertian dengan kondisi orang tua tersebut.dan bersyukur sang orang tua masih ingin menyekolahkan anak-anaknya.

Walaupun ada pula tetangganya yang orang tuanya seakan-akan masa bodo dengan pendidikan anak-anaknya.karena pemikiran mereka sekolah pada saat itu banyak mengeluarkan uang.Bagi mereka untuk mengeluarkan uang belanja makan saja sudah sulit ditambah lagi uang bayaran SPP.dan terkadang sampai anaknya putus sekolah walau itu mungkin jalan keluar yang tidak mereka inginkan.

Tapi Si Ayah dan Si Emak bukanlah orang yang seperti itu mereka tidak ingin anaknya bernasib seperti mereka yang hanya lulusan *SR :Sekolah Rakyat.yang hanya bisa membaca aksara arab dan syukurlah mereka masih bisa membaca dan menulis huruf latin atau romawi walau tulisannya Seperti tulisan *batik.setidaknya mereka masih bisa membaca raport anak-anaknya dan menandatangani raport sekolah anak-anaknya tersebut.
Walau Sang Ayah Dan Emak harus memeras keringat.menghemat pengeluaran dan makan buat keluarganya hanya berlauk pauk-an ikan asin yg digoreng tanpa minyak dan sayur dari bunga duren yang jatuh dikebun tetangga dan makan enak ketika selesai memasak waktu hajatan dirumah orang.tapi Sang ayah dan emak masih bersyukur masih diberi rezeki dari Allah SWT.Dan mereka pun tidak pernah sedikitpun mengharap dikasihani orang lain.

Ketika pemerintah mencetuskan program wajib belajar 9 tahun sekarang ini Sang Ayah dan Emak mala sudah menerapkan wajib belajar 12 tahun untuk anak-anaknya.Dan bukan hanya itu Sang ayah dan Emak juga menyekolahkan anaknya kesekolah madrasah agar aspek nilai agamis ada dalam setiap pribadi anak-anaknya.Satu nilai plus buat sang Ayah dan Emak.yang berorientasi pada IMTAQ DAN IPTEK sekaligus.
Walau mungkin beban biaya akan semangkin berat untuk mereka karena harus menyekolahkan anaknya 2 sekolah sekaligus pagi dan siang,tapi mereka rela untuk melakukan semua itu.demi anak-anaknya.Kadang sang anak belum Menyadarinya saat itu..........

Tapi tuhan adil kepada umatnya ditengah himpitan ekonomi buat pendidikan anak-anaknya ,sebagian anak-nya berprestasi disekolah dan menjadi "The Best" hingga mendapat beasiswa sekolah setidaknya mengurangi beban biaya pendidikan anak-anaknya.
ketika malam pun tiba selepas sholat isya sang kakak membantu sang adik mengulang pelajaran disekolah.Terkadang sang Emak membuat cemilan gorengan dari terigu atau yg biasa di sebut "jemblengan". sambil menyeruput kopi buatan emak dan merokok sang ayah kadang berkelakar dan memberi nasihat kepada anak-anaknya kalau sekolah itu penting.

Seiring berjalannya waktu sang anak pun mulai selesai wajib belajar 12 tahun sang Ayah dan Emak,Ketika anaknya ingin melanjutkan kuliah sang Ayah dan Emak hanya berkata "Nak...Ayah dan Emak hanya mampu membiayai sekolah kalian hanya sampai SLTA saja,karena Ayah dan Emak harus membiayai adik-adik kalian,kalau kalian ingin melanjutkan kuliah kalian harus berusaha sendiri membiayainya dan itu berlaku untuk semuanya.Ayah dan Emak hanya bisa berdoa saja semoga cita-cita kalian tercapai...." itulah ucapan sang ayah ketika salah satu anaknya lulus UMPTN.
Pupus sudah harapan sang anak untuk melanjutkan kuliah walau akhirnya sang anak memilih bekerja disalah satu instansi pemerintah.dan sebagian gaji anak tersebut digunakan untuk membantu sang Ayah dan Emak membiayai adik-adiknya yg masih bersekolah.


berlanjut.............

0 comments :

Post a Comment

Search

Bookmark Us