Cantik mah nomer 2 yang penting
sexy dulu kang, kalimat tersebut terlontar dari obrolan tukang bajaj yang
sedang duduk sambil ngobrol dengan rekan sejawatnya diwarung tegal mbak nur, sambil
minum segelas kopi dan sebatang rokok kretek terlihat sangat nikmat bagi mereka
sambil menunggu penumpang bajaj mereka. Saya yang tadinya asyik menikmati makan
siang dengan tempe orek dan semur jengkol jadi tertarik mendengarkan obrolan
mereka, “maksudne opo apa sih kang?” tanya temannya sesama supir bajaj. “Itu
kang Reki bisa liat sendiri di acara televisi kita, artis-artis lebih
menampilkan ke-sexy-an tubuh mereka ketimbang kecantikannya sendiri” ungkapnya.
“Ya, mungkin persaingan pekerjaan kang, karena banyaknya artis-artis pendatang
baru” tukas kang reki menimpali omongan kang bejo.
Saya tak mendengarkan lagi
obrolan mereka selanjutnya karena jam istirahat makan siang sudah selesai dan
saya harus kembali masuk kantor. Tapi, selesai makan siang diwarteg tadi
obrolan para supir bajaj masih kefikiran di otak saya. Mereka mungkin bukan pengamat sosial lulusan
universitas terkenal didalam maupun luar negeri tapi obrolan para supir bajaj
tadi ada benarnya juga, kita bisa melihat sendiri di media elektronik seperti
televisi banyak sekali artis yang berpenampilan sexy walaupun ada sebagian
orang yang bilang itu adalah tuntutan pekerjaan. Kalau itu benar tuntutan
pekerjaan lalu yang menuntut pekerjaan mereka seperti itu siapa?
Terkadang saya sendiri juga bertanya-tanya
acap kali mereka tampil di depan kamera bertutup jilbab dan berkata-kata seakan
mereka faham sekali tentang agama, katanya mau pergi umrah tapi setelah pulang
mereka kembali menampilkan tonjolan maaf
buah dadanya. Lalu, relevansinya mereka pergi kesana apa?. Jujur saya lebih
menyukai jika mereka bilang ‘traveling” ketimbang kata umrah itu sendiri. Tidak
munafik saya juga senang melihat tubuh yang sexy karena itu manusiawi tapi saya lebih menyukai ke-sexy-an isteri
saya ketika berdua dengan saya. Dan bukan untuk konsumsi publik.
Saya hanya miris melihat generasi
anak-anak sekarang fikiran mereka telah dicemari dengan pemandangan-pemandangan
yang belum saatnya untuk mereka. Maka tak heran jika banyak sekali anak-anak
dibawah umur dan masih bersekolah telah melakukan sex diluar nikah. Lalu, siapa
yang harus disalahkan?
0 comments :
Post a Comment